Jemari tangan mulai menulis kisah lalu
Bahkan bergetar menuju puncak nestapa
Di berbicara
Aku ingin pulanh
Padamu hai kekasih hati
Yang tak terlihat mata tak terasa hati
Rasanya penuh sayatan disana
Selalu berkata
Aku ingin pulang
Padanya aku menyerah
Dalam kabut asmara tak bertepi
Dalam duka nestapa yang tak kunjung henti
Bagaimanapun dia katakan
Aku ingin pulang
Desah risau kala jemari menari dalam sendu
Peluh asmara yang tak kentara
Selalu tercipta kata
Aku ingin pulang
Mama aku ingin pulang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar